[ALBUM TOKOH] Drs. KH. Cholil Dahlan – Ketua Umum Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum

Kiai Cholil lahir di Jombang, 6 Maret 1953. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan KH Dahlan Cholil dan Nyai Hj Sholicah. Masa kecilnya dihabiskan dengan belajar ilmu agama di Ponpes Darul Ulum bersama Ayah dan paman-paman Beliau. Ayahanda Beliau sendiri (KH. Dahlan Cholil) memperoleh sanad Qur’an yang bersumber dari Syaikh Ahmad Hamid At Tiji Al Misri Al Makkiy yang bersambung terus kepada Imam Kasa’i dan Imam Hafs hingga bersambung kepada Sayyidina Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu. Mulai tingkat madrasah ibtidaiyah, hingga madrasah aliyah. Setelah lulus aliyah 1969, kiai Cholil keluar Jombang untuk menempuh pendidikan S1 di IAIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Adab. Beliau kuliah selama hampir lima tahun sampai tahun 1975.

Setalah lulus IAIN, beliau memilih pulang kampung untuk mengikuti beberapa kursus pendek baik Bahasa Arab, Inggris maupun kajian kitab. Selama masa itu pula, beliau sering mengikuti kegiatan ngaji di beberapa daerah.

Seperti di Pondok Tretek Pare Kediri, lalu ngaji kitab Riyadhus Sholihin kepada KH. Ali Maksum di Pondok Krapyak Jogjakarta, setelah itu beliau mengaji Kitab Hikam kepada Kiai Usman di Pondok Pesantren Darul Ubudiyah Raudlatul Muta’alimin di Surabaya Utara. Dia merasa bangga kala bisa bertemu dengan banyak kiai sepuh. Beliau juga mengaji Kitab tafsir Jalalain kepada paman beliau sendiri, KH. Bishri Cholil

Bersamaan dengan itu pula, beliau juga diminta mengurus dan mengelola PPDU sejak era Kyai Musta’in Romly. Bahkan kiai Cholil diberi amanah menjadi sekretaris majelis pimpinan pondok, hingga akhirnya dipercaya sebagai ketua majelis pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) hingga sekarang. “Karena saudara-saudara menilai saya yang paling tua, dan lebih senior diantara yang lain,” tutur Beliau

Selain sibuk mengelola dan mengurus pondok, Kiai Cholil juga aktif di beberapa organisasi keislaman di Jombang. Salah satunya menjadi Ketua I PCNU Jombang pada tahun sekitar 90-an. Kemudian beliau juga pernah diminta menjadi anggota dan ketua Dewan Pendidikan Jombang pada tahun 2000-an. Lebih dari itu, kiai Cholil juga aktif di lembaga ikatan Thoriqoh Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyah. Yakni, lembaga yang didirikan para sesepuh PPDU untuk mengorganisir pengamal dzikir dan kelompok tarekat. “Saya disitu sebagai penasehat, yang fungsinya memberikan pencerahan terhadap ilmu tasawuf dan tarikat,” ujar Beliau

KH Cholil Dahlan lebih akrab dikenal sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang. Itu karena dirinya sering diminta memberi masukan dan saran dalam beberapa kesempatan. Baik hal yang berkaitan dengan pemerintahan, politik, atau kebijakan kebiajakan yang berlaku di Jombang. “Saya sebenarnya sudah aktif di MUI sebelum 2008,” ujar Beliau. Namun, kiai Cholil baru dikenal masyarakat luas semenjak dirinya mengemban amanah sebagai ketum MUI Jombang 2008. “Sebelum menjadi ketua MUI saya menjadi Ketua II di MUI,” sambungnya.

Tugas dan peran MUI, sebagai lembaga maupun tempat bagi para ulama dan zu’ama (pemimpin negara) dan para cendekiawan untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin. “Jadi tugas kita sebagai pengkoordinir, bukan mengeluarkan kebijakan, sehingga bila terjadi hal hal yang bertentangan dengan syariat Islam maka mereka semua akan dikumpulkan untuk menyelesaikan masalah tersebut,” tutur Beliau

Kiai Cholil sendiri menikah dengan Nyai Hj Ani Satusadiyah, asli Pamekasan, 1 Oktober 1983 silam. Dari pernikahannya, ia dikaruniai empat anak perempuan yang seluruhnya diberi nama tengah yang sama, Ruhul.

Wallahu A’lam Bisshowab

(Diolah Dari Berbagai Sumber)

(AKM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *